Mahasiswa Ekonomi Islam Berkiprah di Thailand
Penelitian Payung kolaborasi dosen dan mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) kembali memberikan kabar gembira. Kali ini, Ahmad Rido Mahasiswa PSEI angkatan 2015 mempresentasikan hasil penelitianya di ajang internasional bertajuk “2nd International Conference on Law and Islamic Jurisprudence 2018” di Prince of Songkla University, Phuket, Thailand, pada hari Senin, 30 April 2018. Konferensi Internasional ini diselenggarakan oleh Center for Contemporary Fiqh & Syariah Compliance Faculty of Islamic Studies Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Department of Syariah Faculty of Islamic Sciences (FaIS) Prince of Songkla University. Adapun konferensi ini di ikuti oleh para akademisi dari berbagai macam kalangan yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Acara ini bertujuan sebagai ajang untuk bertukar pikiran dan pandangan terkait dengan masalah hukum dan isu keislaman untuk meningkatkan wawasan pemikiran di antara peneliti, dosen, administrator, praktisi hukum, dan pelajar yang terlibat.
Penelitian ini merupakan hasil dari program penelitian payung 2017 yaitu penelitian kolaborasi antara dosen dan mahasiswa yang diadakan oleh Program Studi Ekonomi Islam. Dibantu oleh salah satu dosen PSEI Muhammad Iqbal S.E.I M.S.I. mahasiswa kelahiran Serang Banten tersebut mengangkat sebuah tulisan yang berjudul “Kesiapan Sumber Daya Manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta Menuju Wisata Syariah” Penelitian ini membahas tentang potensi dan kesiapan pada sumber daya manusia yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan wisata syariah. Disampaikan oleh Ahmad Rido, wisatawan muslim merupakan segmen baru yang sedang berkembang pesat dalam industri pariwisata. Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk muslim dan merupakan salah satu provinsi dengan destinasi wisata terbaik di Indonesia, menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpeluang untuk diwujudkan sebagai destinasi wisata syariah di Indonesia. “Ditinjau dari potensi pada sumber daya manusia di DIY untuk mewujudkan wisata syariah. DIY merupakan daerah yang penduduknya mayoritas Islam. Terlebih dengan budaya masyarakat Yogyakarta yang ramah dan terbiasa untuk saling menghargai menjadikan Yogyakarta mempunyai peluang dalam memajukan wisata halal dan menjadi percontohan kemajuan wisata halal di dunia” ungkapnya. Penelitian ini disambut dengan baik oleh peserta yang hadir, terbukti dengan adanya diskusi dengan peserta lain untuk berbagi ide dalam mewujudkan wisata syariah.
Rido menambahkan, penelitianya ini mengambil lima sampel tempat wisata yang ada di wilayah DIY berdasarkan pembagian kategori tempat wisata yang ada di daerah tersebut yaitu wisata sejarah, museum, bahari, alam, dan minat khusus. Dalam penelitianya, Rido mencoba meneliti kesiapan SDM yang ada DIY menuju wisata syariah dengan menggunakan kriteria wisata ramah keluarga pada Global Muslim Travel Index (GMTI), penerapan ajaran Islam oleh SDM, pemahaman SDM mengenai konsep wisata syariah, dan saran dari responden agar terwujudnya wisata syariah di DIY.
Bagi Rido, keikutsertaanya dalam event ini merupakan hal yang sangat berkesan. Karena dari beragam latar belakang peserta yang sudah bergelar Ph.D dan Doktor dari berbagai wilayah di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Rido merupakan satu satunya presentator yang masih menempuh jenjang S1 dan menjadi delegasi UII sebagai satu-satunya presentator dari Indonesia. “Sungguh ini benar-benar pengalaman yang menakjubkan, berkesempatan mempresentasikan hasil penelitian dihadapan kalangan akademisi dari wilayah Asia Tenggara. Dan di dalam forum, hanya saya satu-satunya mahasiswa S1 yang berasal dari Indonesia. Ini membuktikan bahwa kualitas akademik mahasiswa ekonomi islam FIAI UII patut diperhitungkan di kancah internasional seperti pada konferensi internasional ini” pungkasnya.