“Mulai Bisnis Dari Nol? Memang Bisa?”

Menjadi Pengusaha dan mengembangkan sebuah bisnis kini menjadi salah satu karir yang digemari banyak orang, termasuk Sobat Ekis tentunya. Penghasilan yang menjanjikan dan banyaknya bidang serta ide untuk dimanfaatkan menjadi alasan utamanya. Tapi, sering banget gak sih denger “Yuk mulai bisnis dari nol”. Memangnya benar ya, ada pengusaha yang memulai bisnisnya dari gak punya apa – apa, sampai bisa punya cuan jutaan sampai miliaran?

Pastinya, memulai bisnis itu gak bisa langsung gitu aja kita buka toko, langsung jualan, tanpa ada persiapan apa – apa. Yang ada, malah rugi nantinya. Perlunya persiapan yang matang, riset pasar, paham sama objek yang dijual, dan terakhir persiapkan modal. Jadi, mulai dari nol ini bukan cuma nol rupiah modalnya ya Sobat Ekis, tapi juga nol persiapan dan pengetahuannya.

Pengusaha sekelas Sandiaga Salahuddin Uno, atau yang biasa dikenal dengan Sandiaga Uno juga memulai bisnisnya tidak dengan begitu saja tetapi dengan bermodalkan skill, pengalaman, pengetahuan, dan mental yang kuat sehingga bisa memiliki 6 Perusahaan besar di Indonesia seperti sekarang ini. Lalu, apakah Sobat Ekis mampu untuk bisa seperti Sandiaga Uno?

Well, Sobat Ekis sudah kenalan belum dengan Royhan Hasibuan? Beliau merupakan salah satu alumni Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) UII angkatan 2018 yang memilih Perintisan Bisnis sebagai Tugas Akhir kuliahnya dan sukses dengan bisnisnya saat ini yang bernama “Titip Barang Kos”.

Harits Arroyhan Hasibuan S.E. atau yang dikenal dengan panggilan Royhan memulai bisnisnya pada 2020 lalu, “Ketika pandemi Covid muncul pada tahun 2020, banyak teman – teman mahasiswa yang memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan menitipkan barang – barangnya kepada saya karena mereka memprediksi pandemi ini akan berlangsung lama.”

Gambar 1 Barang Titipan Customer

“Kebetulan saya asli Jogja dan tinggal di Jogja bersama keluarga. Hingga pada satu waktu, teman saya yang bernama Nurman main ke rumah dan cerita masalah teman – teman yang menitipkan barangnya. Kemudian munculah ide untuk membuka jasa penitipan barang berbayar. Jadi, yang dulunya akad wadiah, sekarang berubah jadi ijaroh”.

Setelah memutuskan untuk membuka bisnis penitipan barang kos, Royhan dan Nurman berdiskusi bagaimana sistem kerjanya, target pasarnya, dan gudangnya dimana, yang akhirnya Royhan dan Nurman mengajak teman dari Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) juga yang bernama Hasnul sebagai penanggungjawab menentukan lokasi penyimpanan barang – barang dan satu orang lagi yaitu Firly.

Gambar 2 Tim TBK: Hasnul (paling kiri), Royhan (kiri berdiri), Firly (kanan duduk), dan Nurman (paling kanan)

Gudang pertama untuk bisnis Titip Barang Kos (TBK) ini bertempat di asrama Hasnul, yang kebetulan asrama ini gratis untuk dijadikan gudang penyimpanan barang setelah mendapatkan izin dari sang ketua asrama. “Jadi, kita memulai ini gak ngeluarin uang sepeserpun untuk sewa tempat. Mungkin kalau asrama tidak ada, TBK juga gak akan ada. Karena prinsip kita pada saat itu adalah modal sekecil-kecilnya namun untung sebesar-besarnya”. Lanjut Royhan dalam sesi diskusi bersama tim Media PSEI.

Gambar 3 Gudang TBK

Selain jasa titip barang kos, TBK juga punya produk jasa lainnya, “Sebenarnya ini pengembangan bisnis, dari yg dulunya hanya titip barang dan motor, sekarang sudah bertambah jadi penjualan dan pengiriman barang juga”. Jasa lain yang ditawarkan oleh TBK yaitu:

  1. Jual Barang Bekas
  2. Packing Kirim
  3. Pindahan Kos
  4. Titip Barang dan Motor

Gambar 4 Stok Barang Bekas TBK

Gambar 5 Pengiriman Motor oleh Tim TBK

Gambar 6 Cuci Motor Customer

Sobat Ekis, mengambil keputusan untuk memilih Perintisan Bisnis sebagai Tugas Akhir bukanlah hal mudah. Sama halnya dengan Tugas Akhir lainnya, Perintisan Bisnis juga perlu berbagai persiapan dan melewati beberapa tahapan pastinya.

Menurut Royhan, hal – hal yang perlu dipersiapkan Sobat Ekis sebelum memulai bisnisnya yaitu :

  1. Menentukan Apa Bisnisnya

Satu hal yang paling penting sebelum mulai bisnis yaitu mengetahui apa bisnis yang akan dijalankan.

  1. Analisis SWOT

Sebagai mahasiswa Ekis, sudah tentu yang dilakukan pertama adalah analisis. “Kalau sudah dianalisis dan menurut Sobat Ekis bisnis kalian bagus, maka jalankan saja dan jangan kebanyakan mikir. Karena businessman muslim itu mikirnya begini ‘Bangkrut itu kepastian, sukses itu karena Allah”

  1. Mengetahui Target Pasar

“Dalam memulai bisnis, gak perlu kebanyakan mikir ini itu, berhasil atau tidak, yang penting itu tau target pasarnya siapa.”

  1. Menentukan Timing yang Pas

Pada saat TBK awal berdiri, tim TBK pesimis karena 1 minggu pertama, setiap calon customer nanya harga dan setelah dikasih tau, biasanya menghilang. Tapi Royhan ingat kata dosen Konsentrasi Bisnis yaitu Bapak Iqbal berpesan “Bisnis itu tentang timing. Kalau timingnya pas, bisnisnya pasti sukses.”

Jadi, Royhan mengatakan pada timnya “Sabar aja dulu, tunggu timingnya bulan 7-8. Percaya, bulan tersebut orderan banyak. Dan terbukti orderan memang banyak di bulan itu. Mengapa? Karena sudah dianalisis bulan 7-8 itu memang masa habisnya kos mahasiswa. Daripada perpanjang kos setahun, lebih baik dititipkan ke TBK. Itu target saya pada saat itu dan membuat teman – teman tim TBK tetap optimis.”

  1. Lokasi Bisnis

Seperti yang dilakukan Royhan dan tim TBK lainnya, yaitu mencari tempat yang bisa digunakan, dan lebih baik lagi jika bisa meminimalisir modal.

  1. Alasan Memulai Bisnis

Memiliki alasan untuk memulai sebuah bisnis juga sama pentingnya, ini karena bisnis itu dapat bertahan karena ‘ada alasan mengapa bisnis itu dimulai.’

Gambar 7 Kunjungan belajar dan sesi sharing bisnis TBK dengan mahasiswa Ekis UII angkatan 2020

Pendapat Royhan terkait adanya jalur Tugas Akhir Perintisan Bisnis di PSEI “Menurut saya tugas akhir perintisan bisnis ini bagus. Sebab, membuka peluang baik untuk mahasiswa maupun dosen itu sendiri agar sadar bahwa wirausaha juga sama pentingnya dengan akademik. Karena sebelumnya, kita sebagai mahasiswa hanya diajarkan bagaimana menjadi karyawan ataupun tips menjadi Pegawai Negeri. Sehingga saya sendiri cukup bersyukur dan patut memberi apresiasi kepada Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) dan seluruh pihak terkait yang membuka jalur tugas akhir perintisan bisnis ini, serta memberikan ilmu untuk menjadi manusia merdeka dengan merintis usaha sendiri.”

Dampaknya pengadaan Tugas Akhir Perintisan Bisnis untuk bisnis TBK menurut Royhan adalah TBK sendiri menjadi rintisan bisnis yang lebih terdidik sebab adanya masukan – masukan dari dosen terkait pemasaran, keuangan, maupun pengelolaan. Yang sebelumnya hanya bisnis asal – asalan, tetapi karena sudah ada jalur Tugas Bisnis ini, sekarang lebih terorganisis dan mengetahui kemana arah tujuan bisnis akan berjalan.

Memulai bisnis dari nol tidak sesulit yang dibayangkan. Menurut Royhan, memulai bisnis tanpa uang / minim modal sangat bisa dilakukan oleh Sobat Ekis. “Saya termasuk orang yang mengkampanyekan ‘Bisnis modal dengkul’ tapi omsetnya bisa sampai 10jt perbulan dan rata – rata pendapatannya sampai 6jt perbulan. Karena bisnis itu gak harus pakai modal (uang) sendiri, bisa juga dengan uang orang (mudharabah), bisa dengan tenaga, dan bisa modal rebahan. Saya kasih tips sedikit buat Sobat Ekis yang mau usaha tanpa modal uang diawal, yaitu dropshipper. Kalau tekun jalanin dropshipper, setelah itu bisa jadi reseller, kalau sudah sukses jadi reseller, bisa rebranding / buka usaha sendiri. Keuntungan dropshipper juga gak main-main kok. UMR bisa dilewatin kalau tekun ngejalaninnya. Bahkan gak sedikit pendapatan orang sampai 2 digit dari dropshipper. Cuma modal kuota, daripada kuota habis dipakai tiktokan gak jelas, mending buat bisnis. Jaman sekarang apa yang gak bisa diuangin.”

Gambar 8 Sertifikat Prestasi Bisnis Titip Barang Kos

Diakhir diskusi, Royhan menyampaikan “Sama dengan TBK, awalnya cuman numpang asrama orang yang kosong (gratis), terima orderan, dapat duit (bayaran bulanan customer). Mulai Dari Nol kan? Lagian di Ekis kita udah belajar juga akad Salam dan Istishna. Aplikasikan aja teori tersebut, maka Sobat Ekis bisa jalanin bisnis tanpa modal (dari nol).”

Jadi, memulai bisnis itu bukan cuma modalnya saja yang perlu dipersiapkan ya Sobat Ekis, tetapi juga pengetahuan, mental yang kuat, dan hal – hal yang perlu dipersiapkan lainnya seperti pesan Royhan Hasibuan di atas yang akan membawa kita menjadi pengusaha yang sukses kelak. “Mau jadi pengusaha muda harus mau gagal karena kegagalan itu jadi anak tangga menuju sukses” Sandiaga Uno, 2022.

“Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. Mana Yang Lebih Penting?”

Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf, atau yang bisa dikenal dengan singkatan ZISWAF ini tentu sudah tidak asing lagi bagi Sobat Ekis tentunya. Karena ZISWAF menjadi salah satu instrumen untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia. ZISWAF mendorong agar harta mengalir dan tidak menumpuk, serta mendorong perekonomian masyarakat tumbuh secara sehat dan adil.

Namun, manakah instrumen ZISWAF yang lebih penting untuk dikembangkan? Apakah zakat, infak, sedekah, atau wakaf? Sebelum mengetahui mana yang lebih penting, yuk kita cari tau terlebih dahulu apa pengertian dan perbedaan dari Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf.

Zakat merupakan Rukun Islam yang ke-3 serta wajib dikeluarkan untuk harta tertentu yang sudah mencapai haul dan nishabnya, dan diberikan hanya kepada golongan tertentu yakni 8 asnaf (Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Riqab, Gharimin, Fisabilillah dan Ibnu Sabil).

Sedangkan Infak adalah mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, Infak tak mengenal nishab. Sementara kata sedekah adalah segala bentuk pembelanjaan (Infak) di jalan Allah. Berbeda dengan zakat, sedekah tidak dibatasi atau tidak terikat dan tidak memiliki batasan-batasan tertentu. Sedekah, selain bisa dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau pemikiran, dan bahkan sekedar senyuman.

Wakaf sendiri merupakan pemberian aset yang berupa tanah, gedung, rumah, kendaraan, masjid, dan aset lainnya yang bersifat produktif. Aset tersebut nantinya akan dikelola oleh lembaga atau badan wakaf agar bisa dikelola dengan baik dan sesuai dengan syariat islam. Wakaf ini merupakah salah satu amal jariah bagi yang melakukannya. “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputus lah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang di manfaatkan, dan doa anak yang shalih.” (HR. Muslim).

Sampai sini, udah tau kan perbedaan dari masing – masing instrumen ZISWAF di atas? Singkatnya, jika zakat adalah harta tertentu yang hanya diberikan untuk orang – orang tertentu dan dengan waktu tertentu, Infak merupakan segala macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan), baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun yang lainnya. Pengertian sedekah sama dengan Infak, termasuk juga ketentuan dan hukumnya. Namun, sedekah memiliki arti luas, tak hanya menyangkut hal uang namun juga yang bersifat non materil. Sedangkan wakaf, adalah suatu aset yang diberikan untuk dimanfaatkan kegunaannya, bukan diberikan secara keseluruhan.

Menurut dosen Manajemen dan Praktikum ZIS PSEI Ibu Martini Dwi Pusparini, SHI., MSI, Zakat merupakan salah satu bentuk filantropi dalam Islam dan  mekanisme penting bagi pembangunan negara karena membantu menciptakan keharmonisan dalam masyarakat dengan menjembatani kesenjangan antara  kaya dan miskin.

Ibu Martini menambahkan, “Pada 2015 – 2019 pertumbuhan Zakat, Infak, Sedekah, dan DSKL (Dana Sosial Keagamaan Lainnya) menunjukkan tren yang positif, dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 34,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lembaga zakat terus meningkat dan kesadaran masyarakat terhadap penyaluran zakat oleh lembaga publik meningkat sebesar 4.444 setiap tahunnya.”

Selain itu, wakaf juga merupakan instrumen penting dalam kerangka sosial Islam selain Zakat, Infak, dan Sedekah. Karena wakaf dapat memanfaatkan potensi pemberian amal tanpa pamrih dengan cara yang efektif untuk dampak ekonomi yang lebih baik di segmen sosial masyarakat yang ditargetkan.

“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentunya Indonesia juga memiliki potensi wakaf yang sangat besar. Terlebih lagi, Indonesia juga dinobatkan sebagai negara paling dermawan di antara 140 negara lainnya di dunia berdasarkan Laporan dari World Giving Index yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation (CAF) pada tahun 2021 lalu. Hal ini memunculkan harapan untuk membangkitkan semangat berwakaf khususnya bagi kaum muslim di Indonesia.”

Dan yang terakhir, Ibu Martini menyampaikan “Penelitian yang dilakukan oleh Ascarya (2021) menunjukkan bahwa Keuangan Sosial Islam dengan instrumennya khususnya zakat, Infak dan wakaf dapat membantu pemerintah dan perekonomian untuk pulih dari krisis. Solusi yang diusulkan meliputi: menyelamatkan nyawa (melalui bantuan medis dari ZISWAF); menyelamatkan rumah tangga, dengan membuat jaring pengaman sosial menggunakan zakat-Infak; menyelamatkan pelaku usaha, khususnya usaha mikro kecil (UMK), melalui bantuan keuangan dan usaha (khususnya digital marketing).”

Sehingga, dalam ekonomi islam baik Zakat, Infak, Sedekah, maupaun Wakaf adalah instrumen yang sama pentingnya untuk kemaslahatan umat muslim di manapun. Oleh karena itu, intrumen ZISWAF ini tidak bisa dibiarkan berdiri sendiri – sendiri dan ditentukan bahwa lebih penting dibandingkan dengan instrumen yang lainnya. Karena setiap bagian dalam ZISWAF ini memiliki manfaatnya tersendiri walaupun dengan satu tujuan yang sama, yaitu mencapai Mashlahah.

“Riba Bukan Hanya Soal Bunga Bank?! Apa Penjelasannya?”

Dalam konteks Ekonomi Islam, memakan riba termasuk salah satu dosa besar. Namun, pada praktiknya masih banyak masyarakat yang bingung dengan praktik riba dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan transaksi perbankan. Sehingga, bank konvensional pun masih menjadi pilihan nasabah Muslim termasuk untuk meminjam dana. Tentunya pada perbankan konvensional berlaku bunga, baik itu bunga pinjaman maupun bunga simpanan. Sebenarnya apa itu Riba?

Riba dalam bahasa Arab adalah az-ziyadah, yang artinya tambahan atau kelebihan. Jika dalam konteks umum, kelebihan yang dimaksud ialah tambahan terhadap harta atau pokok utama. Mengutip Fatwa MUI Nomor 1 Tahun 2004, riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan (bila ‘iwadh) yang terjadi karena penangguhan dalam pembayaran (ziyadah al-ajal) yang diperjanjian sebelumnya (ini yang disebut riba nasi’ah).

Dalam Al – Qur’an, riba dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 130 tentang larangan memakan riba, yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”

Menurut dosen Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) UII Bapak Adi Wicaksono, SE., MEI, “Riba di perbankan konvensional, berupa bunga mungkin sudah difahami oleh Sobat Ekis semua. Namun, ada pula riba yang biasa ditemui di lingkungan sekitar rumah tangga, yaitu bunga pinjaman pada kas RT RW. Biasanya ibu – ibu desawisma atau semacamnya, punya kas yg menganggur. Nah, dana itu dipinjamkan ke anggota dasawisma dengan sistem bunga”

“Selain itu, adapula bunga di pasar modal konvensional, yaitu yang terjadi pada transaksi margin trading. Investor dipinjami dana dari sekuritas untuk bertransaksi, dan atas pinjaman dana tersebut investor dikenakan bunga” tambah pak Adi.

Anggota Dewan Syariah Nasional MUI, Hidayatulloh SHI MH dalam percakapan dengan mui.or.id mengatakan, ada beberapa jenis riba menurut para ulama. Menurut Hanafi, Maliki, dan Hanbali riba dibagi menjadi riba fadhl dan nasi’ah. Syafi’iyyah membagi riba menjadi fadhl, nasi’ah, yad, dan qardh. Sedangkan Ibn Ruysd membaginya menjadi riba jual beli (bai’) dan riba karena hutang.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa riba bukan hanya berupa bunga bank saja. Jadi, mari kenali jenis – jenis riba yang diharamkan dalam Al – Qur’an dan hadist di bawah ini:

  1. Riba Jahiliah

Riba Jahiliah merupakan jenis riba yang bentuknya pelunasan utang dengan jumlah yang lebih besar daripada pinjaman pokoknya. Umumnya riba semacam ini dikenakan ketika peminjam tidak mampu membayar utang sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

  1. Riba Qardh

Riba Qardh merupakan jenis riba paling umum ketika seseorang meminjam uang dengan waktu pelunasan (tenor) dan bunga tertentu. Misalnya, peminjaman uang Rp60 juta dengan bunga sebesar 15% dan waktu pelunasan 6 bulan. Besaran bunga biasanya menjadi persyaratan yang diberikan oleh pemberi utang.

  1. Riba Fadhl

Riba fadhl adalah penambahan nilai dari kegiatan tukar menukar barang atau transaksi jual beli. Misalnya, ketika menukarkan uang pecahan Rp100.000 dengan lembaran Rp2.000-an, tetapi hanya mendapatkan 48 lembar saja, bukan 50 sehingga totalnya tidak lagi seperti nilai awalnya, yakni hanya Rp96.000.

  1. Riba Nasi’ah

Riba nasiah merupakah kelebihan yang diperoleh lewat transaksi jual beli dalam waktu tertentu. Barang yang digunakan dalam transaksi tersebut jenisnya sama, hanya saja dalam pembayarannya ada penangguhan

  1. Riba Yad

Riba yad terjadi dalam transaksi (baik jual beli maupun tukar menukar barang) yang awalnya terjadi tanpa adanya kelebihan. Namun, karena adanya penundaan pembayaran akibat ada salah satu pihak yang meninggalkan akad sebelum serah terima barang, maka nilainya menjadi bertambah.

Supaya Sobat Ekis terhindar dari segala jenis transaksi riba yang telah diharamkan, berikut tips dari Bapak Adi Wicaksono, SE., MEI yaitu:

  1. Mengenal Transaksi yang Mengandung Riba

Sobat Ekis harus mengenal terlebih dahulu transaksi – transaksi yang mengandung riba. Untuk itu, harus semangat belajar, membaca, meningkatkan literasi keuangan konvenensional, agar kita tidak terjebak disana.

  1. Berdiskusi dan Melihat Praktek di Lapangan

Sobat Ekis perlu sering – sering berdikusi, melihat praktek di lapangan, sehingga tidak hanya cukup dengan mengenal teori di kampus. Tetapi, mahasiswa juga perlu berinteraksi dengan dunia nyata.

Itulah pengertian, jenis – jenis, dan tips supaya Sobat Ekis semua tidak terjebak dalam transaksi riba yang telah diharamkan Allah swt. Semoga, kita dapat membangun perekonomian Indonesia yang bebas riba dan berkembang ke arah yang lebih baik. Aamiin yaa rabbal’alamiin.

“Bedah Buku ‘Good Corporate Governance di Lembaga Zakat”

 

Karya Dosen Program Studi Ekonomi Islam FIAI Dr. Rahmani Timorita Yulianti M.Ag. (alm)

Dosen Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII), Dr. Nur Kholis, S.Ag., SEI., M.Sh.Ec., mengungkapkan bahwa salah satu problematika perzakatan adalah kurangnya literasi dan edukasi tentang ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf). Untuk itu, penerapat secara maksimal Good Corporate Governance (GCG) pada Lembaga Zakat sangat diperlukan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Hal ini disampaikannya dalam acara bedah buku ‘Good Corporate Governance di Lembaga Zakat’ karya dosen PSEI FIAI UII Dr. Rahmani Timorita Yulianti, M.Ag. (alm) yang diselenggarakan oleh Jurusan Studi Islam FIAI UII pada Kamis, 15 Desember 2022 di Ruang sidang FIAI.

Selaku Pembedah, Dr. Nur Kholis melihat poin – poin penting tentang ide GCG yang termuat dalam buku ini. Secara umum ada 5 konsep GCG yang termuat diantaranya, yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness (Kewajaran dan kesetaraan)

Konsep Transparansi yang dimaksud dalam buku ini seperti Rencana kerja tahunan, laporan keuangan berkala triwulan/tengah tahunan/tahunan, sistem akuntansi berbasis standar akuntansi, teknologi informasi dalam sistem pelaporan kegiatan dan keuangan, sistem manajemen informasi, laporan kegiatan dan keuangan insidental, dan informasi penting tentang kegiatan insidental.

“Konsep akuntabilitas pada GCG meliputi penyiapan laporan secara cepat dan tepat, komite audit dan manajemen risiko, koordinasi program kerja, monitoring program kerja, hingga evaluasi program kerja,” ungkap Wakil Dekan Bidang Sumberdaya FIAI UII.

Lebih lanjut Dr. Nur Kholis memberikan penekanan pada persoalan perzakatan di Indonesia dimana beliau yakin jika persoalan perzakatan nasional dapat di selesaikan dengan GCG yang efektif dan tepat sasaran.

(foto)

Menurut Dr. Nur Kholis tahapan penerapan GCG dalam buku ‘Good Corporate Governance di Lembaga Zakat’ ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan, implementasi, dan evaluasi. Dalam implementasi GCG di Indonesia, Dr. Nur Kholis memaparkan persoalan perzakatan nasional, seperti :

  1. Terjadi ketimpangan harapan dan realitas dalam penghimpunan dana zakat di Indonesia

Ditunjukan dengan data overview zakat di indonesia oleh KNEKS pada tahun 2021-2022, sebenarnya potensi zakat di dalam negeri dapat mencapai Rp 327 trilliun namun BAZNAS mencatat realisasi pengumpulan dana zakat di Indonesia hanya mencapai Rp 14 trilliun atau sekitar 4,28 persen dari potensi zakat yang ada. Yang artinya, terjadi ketimpangan antara potensi dan realisasi pengumpulan dana yang masih sangat tinggi di Indonesia.

  1. Literasi dan edukasi tentang ZISWAF yang masih sangat perlu ditingkatkan

Merujuk pada hasil survei dari Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, terdapat statistik tempat pembayaran zakat yang mana menunjukan masyarakat yang membayar melalui lembaga resmi seperti BAZNAS ataupun LAZ masih terhitung kecil, dengan angka 25% melalui BAZNAS dan 15% melalui LAZ sisanya masyarakat lebih memilih untuk membayar melalui masjid dengan angka 37%, adapula yang langsung ke mustahik sejumlah 23%. Dapat disimpulkan, jika masyarakat masih belum mengetahui secara menyeluruh tentang BAZNAS ataupun LAZ, yang membuat literatur dan edukasi tentang ZISWAF masih sangat perlu ditingkatkan.

  1. Percepatan digitalisasi

Persoalan disini adalah digitalisasi berjalan namun belum tepat sasaran dimana orang yang familiar dengan digital belum merasa sebagai muzakki dan orang – orang yang sudah menjadi muzakki belum familiar dengan digital.

  1. Tata kelola perzakatan yang belum ideal – rekomendasi Ombudsman

Melihat pada data KNEKS, Hasil Rapid Assessment tata kelola zakat berisi tentang persoalan yang ada pada tata kelola zakat dimana ada 5 persoalan yang disorot, seperti:

  1. Fungsi ganda BAZNAS sebagai regulator dan operator yang berpotensi memiliki conflict of interest.
  2. Birokrasi perizinan lembaga amil zakat (LAZ) khususnya yang berafiliasi dengan pegawai/karyawan perusahaan.
  3. Beban prosedur pelaporan bagi LAZ.
  4. Kualitas pembinaan kementrian agama terhadap BAZNAS, BAZNAS daerah dan LAZ.
  5. Belum cukup perhatian pemerintah dan BAZNAS terhadap pembinaan dan pengaawasan LAZ tradisional dan komunitas (masjid, pesantren, majelis taklim, dll)
  6. Sinergi dan koordinasi antar komponen dalam ekosistem

Menurut KNEKS, ekosistem zakat nasional terdiri dari Organisasi Pengelola Zakat (BAZNAS, UPZ/MPZ, LAZ), Pemerintah Regulator (KEMENAG, BI, OJK, KEMENKEU), Akademisi dan Asosiasi (FOZ, Perguruan Tinggi, IAEI & MES), dan Pemerintah Daerah (Bank Syariah Daerah, BAZNAS Daerah, Pemerintah Daerah).

(foto)

Dalam sambutannya, Dekan FIAI UII Dr. Drs. Asmuni MA., menyampaikan kehadiran buku ini menjadi sangat penting karena literasi yang berkaitan dengan sistem keuangan sosial, zakat, wakaf, dan lainnya masih tergolong sedikit. “Saya mengharapkan di Ekonomi Islam ini ada kajian – kajian intensif yang berkaitan dengan sistem keuangan komersial dan terstruktur sehingga setiap hasil diskusinya dapat menghasilkan suatu karya yang bisa dijadikan rujukan,” tuturnya.

Selain itu, Dr. Asmuni, juga menjelaskan, bahwa Indonesia dengan potensinya dan dikenal sebagai negara yang paling dermawan di dunia, hal tersebut merupakan salah satu potensi sistem keuangan sosial yang sangat bagus, tapi perlu di dukung oleh literatur – literatur yang kredibel terutama kaitannya dengan pengelolaan.

Penulis : Nidaan Khofiya ; Editor : Rizal Nasrullah

“Mengenal Instrumen Investasi di Pasar Modal Syariah bersama BEI Yogyakarta dan Phintraco Sekuritas”

Kajian Perdana Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPMS) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan tema “Mengenal Instrumen Investasi di Pasar Modal Syariah” bersama pemateri Bapak Irfan Noor Riza dari BEI Yogyakarta dan Ibu Kusuma Kampita Sari dari Phintraco Sekuritas pada Jum’at, 30 Desember 2022 yang bertempat di Galeri Investasi Syariah, Gedung K.H.A. Wahid Hasyim lantai 1. Acara ini bukan hanya diisi dengan materi tentang investasi di pasar modal syariah saja, tetapi juga berisi pengenalan fitur – fitur yang ada pada aplikasi Profits dan juga diskusi terkait investasi saham yang terjadi baru – baru ini.

Bapak Irfan Noor Riza mengatakan “Membeli saham di Indonesia tentu potensinya sangat besar, ini dikarenakan masyarakat Indonesia sangat komsumtif. Oleh karena itulah, mengapa investor – investor asing berlomba – lomba untuk membeli saham perusahaan yang ada di Indonesia karena potensi keuntungannya sangat besar.” Tentu, Bapak Irfan mengatakan seperti itu bukan tanpa sebab, tapi dengan data yang  membuktikan bahwa indeks saham syariah Indonesia sejak 2016 hingga 2020 itu naik mencapai angka 65% dari total jumlah keseluruhan pertumbuhannya.

Menurut Bapak Irfan, seleksi saham syariah terdiri atas tiga kriteria utama, yaitu jenis usaha, struktur pendanaan, dan sumber pendapatannya. Jenis usaha merujuk kepada halal atau haramnya produk atau barang/jasa yang dihasilkan perusahaan, sedangkan struktur pendanaan merujuk pada beberapa besar komposisi riba dalam keuangan perusahaan. Dan sumber pendapatan merujuk kepada rasio pendapatan non halal terhadap total pendapatan perusahaan.

Beliau menambahkan, proses seleksi ini hanya dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berisi 3 tahapan, yaitu:

  1. Perusahaan tidak melakukan kegiatan usaha yang dilarang secara syariah dan tercatat di BEI
  2. Rasio utang berbasis bunga dibandingkan dengan total set ≤ 45%
  3. Rasio pendapatan non halal terhadap total pendapatan ≤ 10%

 

Berlanjut ke pemateri kedua yakni Ibu Kusuma Kampita Sari dari Phintraco Sekuritas yang menerangkan tentang cara investasi, trading, hingga analisa saham. Analisa dalam dunia saham terbagi menjadi dua, analisa fundamental dan analisa teknikal. Berikut adalah perbedaan antara keduanya menurut Ibu Kusuma :

 

  Analisa Fundamental Analisa Teknikal
Yang Dianalisis Laporan Keuangan Grafik Harga Saham
Jangka Waktu Jangka Panjang Jangka Pendek
Profit Dividend Capital Gain
Keadaan Pasar Pasar Efisien Pasar Tidak Efisien

 

Ibu Kusuma memberikan tips menjadi super trader yang baik dan benar, yaitu butuh modal 3M :

  1. Mindset
  • Trading saham = bisnis
  • Berani salah dan siap dengan resiko
  1. Money Management
  • Maksimal resiko yang bisa ditanggung
  • Mengatur berapa jumlah saham yang boleh dimiliki
  1. Method
  • Fundamental
  • Teknikal

Dalam akhir acara ini, Bapak Irfan menutup dengan “Belanda tidak punya gunung, Swiss tidak punya pantai dan lautan, Jepang miskin akan sumber daya alam, Singapura tidak punya sawah, dan Arab Saudi tidak punya hutan, sedangkan Indonesia punya segalanya. Indonesia ini makmur, tinggal bagaimana cara kita menjadikan Indonesia ini berjaya seperti negara – negara tersebut.”

“International Intership Program (IIP) Bersama Brainy Bunch Malaysia Mencetak Mahasiswa dengan Work Skill Standar Internasional”

Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan International Intership Program (IIP) yang bekerja sama dengan Brainy Bunch International School Selangor pada 25 Oktober 2022 hingga 21 November 2022 bersama 6 Mahasiswi Ekonomi Islam.

peserta IIP berfoto di depan Brainy Bunch

Bapak Rizqi Anfanni Fahmi, (SEI., MSI) yang merupakan Dosen Prodi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia sekaligus menjadi Ketua Penyelenggara International Intership Program (IIP) 2022 menyebutkan bahwa alasannya diadakan program magang internasional di PSEI adalah “Salah satu sasaran strategis Universitas dan Prodi yaitu rekomisi internasional, yang artinya sebisa mungkin aktivitas yang ada di Prodi itu bisa mencapai level internasional, dimana ini juga mendorong pengalaman mobilitas internasional para mahasiswanya salah satunya dengan program magang internasional, agar mahasiswa bukan hanya memiliki pengalaman bekerja internasional, tetapi juga bisa bertemu dengan warga asing dan work environment yang berbeda dengan di Indonesia.”

Sekprodi Ekonomi Islam UII bersama Director Brainy Bunch

Program magang internasional 2022 ini merupakan program magang internasional ke-3 sejak 2018 dan sempat terhentikan karena pandemi Covid-19. Pemilihan Malaysia dan Brainy Bunch menjadi tempat IIP untuk PSEI tentu bukanlah hal yang tanpa sengaja dilakukan, Bapak Rizqi menyebutkan bahwa “Alasannya memilih Malaysia karena cultural dan cost yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, dan sudah menjalin kerja sama yang cukup lama antara Prodi dengan Brainy Bunch, serta terdapat alumni FIAI di Brainy Bunch sehingga memudahkan program magang internasional ini.”

Alumni FIAI yang sekaligus menjadi Islamic Advisory Council Member di Brainy Bunch Selangor adalah Bapak Muhammad Ali Nurdin, (S.Pd.I) atau yang biasa disapa Ustad Aden menyebutkan bahwa alasannya menerima PSEI UII untuk melaksanakan IIP di Brainy Bunch ini karena beberapa hal, diantaranya:

  1. Universitas Islam Indonesia dan Brainy Bunch adalah 2 institusi yang sama – sama menjadikan Islam sebagai Fundamental value yang mengawal seluruh aktivitas dan gerak kerja kedua entity.
  2. Secara Hubungan kelembagaan, kedua-duanya diikat oleh MOU kerjasama yang telah ditandatangani bersama.
  3. Brainy Bunch adalah lembaga yang bergerak diberbagai bidang meliputi pendidikan, dakwah, perniagaan, ekonomi, keuangan, real-estate dan social yang tidak jauh berbeda dengan Universitas Islam Indonesia.

International Intership Program (IIP) yang dilaksanakan kurang lebih satu bulan ini memberikan manfaat bukan hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) dan juga untuk Brainy Bunch Selangor. Manfaat yang didapatkan Brainy Bunch Selangor dari program magang internasional ini adalah “Brainy Bunch memberikan pengalaman yang berharga untuk para mahasiswa UII yang magang berkaitan dengan atmosphere bekerja di luar negeri, sedikit banyak Brainy Bunch terbantu dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan di bidang – bidang tertentu seperti Finance, Marketing, dan HRD. Bagi Brainy Bunch, upaya ini boleh menjadi indirect marketing karena para mahasiswa yang magang ini akan bercerita tentang pengalamannya di Brainy Bunch” tambah Ustad Aden.

Peserta PKL Internasional berfoto bersama Ustadz Aden

Peserta PKL Internasional berfoto bersama Ustadz Aden dan Ibu Farida

Bapak Rizqi selaku ketua penyelenggara International Intership Program (IIP) PSEI 2022 menyampaikan harapannya untuk para mahasiswa program magang internasional ini “Semoga dengan diadakannya program ini, para mahasiswa yang sudah berkesempatan melaksanakan program magang internasional ini dapat dan mampu bekerja di perusahaan internasional, serta memiliki work skill standar internasional yang nantinya mampu bersaing dengan global citizens di masa depan tentunya.”

Menambahkan harapan Bapak Rizqi, Ustad Aden juga menyampaikan harapannya untuk program magang selanjutnya yaitu “UII dapat mengantar lebih banyak mahasiswa untuk magang di Brainy Bunch, dan mahasiswa yang magang dapat memaksimalkan waktu untuk menimba pengalaman sebanyak – banyaknya, serta waktu magang yang lebih lama sedikit (2 – 3 bulan).”

“Ekis Sport Day, Event Olahraga Pertama Dalam Sejarah Program Studi Ekonomi Islam UII”

Rheyza Virgiawan, Lc., M.E., Ketua Program Studi Ekonomi Islam (Kaprodi Ekis) Jurusan Studi Islam (JSI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam interview pada Kamis 22 Desember 2022 terkait Event olahraga pertama yang diadakan oleh Program Studi Ekonomi Islam pada 10 September dan 11 Desember 2022 lalu adalah sebagai bentuk silaturahmi antara dosen dan juga mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam.

Pak Rheyza mengatakan “Alasannya diadakan Ekis Sport Day ini supaya mempererat tali silaturahmi antara dosen dan juga mahasiswa, sekaligus untuk memperkuat rasa kepemilikan civitas program studi, serta karena dampak pandemi Covid-19 yang membuat isu kesehatan ini menjadi isu yang lebih serius baik di kalangan akademisi maupun masyarakat luas, oleh karena itu kami rangkum semuanya dalam sebuah kegiatan Ekis Sport Day”.

Ekis Sport Day menjadi event olahraga pertama yang diadakan oleh Program Studi Ekonomi Islam dan mendapat respon yang sangat baik dari mahasiswa maupun para dosen civitas akademika Program Studi Ekonomi Islam. Agenda Ekis Sport Day ini sangat beragam, dimulai dari pemanasan bersama, jogging mengelilingi lingkungan kampus UII, bebas memilih cabang olahraga yang ingin dimainkan seperti basket, badminton, hingga tenis meja, dan diakhiri dengan sesi makan bersama di pelataran GOR UII.

Selain bebas berolahraga, dalam event Ekis Sport Day ini juga terdapat berbagai tantangan dan juga lomba. Seperti tantangan tenis meja oleh kaprodi, tantangan basket oleh pak Iqbal, dan yang terakhir yaitu lomba reels, dan bagi yang menang akan mendapatkan doorprize menarik dari Program Studi Ekonomi Islam. Langbhakti, mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam juga menambahkan “Acara Ekis Sport Day ini keren dan seru banget, selain karna jadi gebrakan sebagai acara olahraga program studi pertama di FIAI, acara ini juga berisi lomba seru seperti ‘Ditantang Dosen’, lomba reels, dan dapet doorprize asik dari Program Studi Ekonomi Islam”.

“Harapannya program Ekis Sport Day ini bisa dilaksanakan rutinan, seperti tahunan, semesteran, bulanan, atau bahkan mingguan” tambah Pak Rheyza. Menimbang begitu antusiasnya mahasiswa dan para dosen Program Studi Ekonomi Islam terhadap event Ekis Sport Day kali ini. Karena impact yang dirasakan bukan hanya untuk kesehatan, tetapi juga memberikan fasilitas olahraga agar mahasiswa mau dan semangat untuk berolahraga di sela-sela kesibukan belajar di kelas. Kegiatan ini juga membuka peluang untuk mahasiswa bisa lebih dekat dengan dosen bukan hanya untuk keperluan pembelajaran di kelas saja.

Walaupun Ekis Sport Day menjadi event olahraga pertama dalam sejarah Program Studi Ekonomi Islam, namun respon mahasiswa dan para dosen sangat baik dan bahkan beberapa mahasiswa yang hadir berkeinginan untuk diadakan Ekis Sport Day lagi di masa yang akan datang. “Pada Ekis Sport Day selanjutnya, kita berharap bisa menjadi gebrakan baru dengan mahasiswa yang menjadi penyelenggaranya, ini dikarenakan untuk Ekis Sport Day jilid 1 dan 2 itu diselenggarakan hanya dari dosen saja, karena mahasiswa lebih kreatif dan inovatif jadi harapannya bisa memberikan hal baru untuk Ekis Sport Day selanjutnya, seperti ajang unjuk bakat atau hal baru lainnya” ucap Pak Rheyza.

“Antusiasme Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII Pada Event Olahraga Ekis Sport Day 2022”

Pada tanggal 10 September dan 11 Desember 2022 lalu, Program Studi Ekonomi Islam Prodi Ekis) Jurusan Studi Islam (JSI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan event olahraga pertama dalam sejarah Program Studi Ekonomi Islam yaitu Ekis Sport Day yang diadakan untuk seluruh civitas akademika Program Studi Ekonomi Islam UII.

Acara ini begitu meriah karena diisi oleh berbagai cabang olahraga dan diikuti oleh seluruh mahasiswa, karyawan, hingga dosen Program Studi Ekonomi Islam. Cabang olahraga Ekis Sport Day ini beragam, mulai dari basket, badminton, hingga tenis meja. Selain itu, Ekis Sport Day ini juga diawali dengan jogging mengelilingi lingkungan kampus UII dan diakhiri dengan makan bersama di pelataran GOR UII.

Antusiasme mahasiswa sangat terlihat jelas karena begitu banyak mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti event Ekis Sport Day kali ini. Tanggapan dari beberapa mahasiswa terhadap Ekis Sport Day ini sangat bagus dan merasa senang karena difasilitasi untuk berolahraga. Salah satunya yaitu Langbhakti, mahasiswa Ekonomi Islam 2019 mengatakan, “Acara Ekis Sport Day ini keren dan seru banget, selain karna jadi gebrakan sebagai acara olahraga program studi pertama di FIAI, acara ini juga berisi lomba seru seperti ‘Ditantang Dosen’, lomba reels, dan dapet doorprize asik dari Program Studi Ekonomi Islam”.

Dalam kegiatannya, mahasiswa dibebaskan untuk memilih cabang olahraga yang ingin dimainkan sesuai dengan minat masing – masing. Dalam cabang olahraga tenis meja, terdapat tantangan “Ditantang Kaprodi Tenis Meja” di mana mahasiswa dapat melawan langsung kaprodi Program Studi Ekonomi Islam dan menjadi kaprodi bagi yang bisa mengalahkannya (hanya sehari dan untuk seru-seruan saja).

Selain tenis meja, pada cabang olahraga Basket juga terdapat tantangan yaitu “Ditantang Pak Iqbal Basket” dan bagi yang menang maka akan mendapatkan doorprize dari Program Studi Ekonomi Islam. Bukan hanya tantangan, pada Ekis Sport Day kali ini juga terdapat lomba reels yang diperuntukkan untuk civitas akademika yang ingin mengabadikan momen Ekis Sport Day dengan cara yang kreatif dan bervariatif.

Langbhakti menambahkan, “Ekis Sport Day ini perlu diadakan kembali karena dampaknya bagus dan positif untuk mahasiswa, bukan hanya sebagai ajang olahraga, tetapi juga menjadi tempat untuk kenal lebih dekat dengan mahasiswa Ekonomi Islam dari berbagai angkatan maupun dengan dosen Program Studi Ekonomi Islam” ini sesuai dengan alasan diadakannya Ekis Sport Day “Alasannya diadakan Ekis Sport Day ini supaya mempererat tali silaturahmi antara dosen dan juga mahasiswa, sekaligus untuk memperkuat rasa kepemilikan civitas program studi, serta karena dampak pandemi Covid-19 yang membuat isu kesehatan ini menjadi isu yang lebih serius baik di kalangan akademisi maupun masyarakat luas, oleh karena itu kami rangkum semuanya dalam sebuah kegiatan Ekis Sport Day” ucap Kaprodi Ekis yaitu Bapak Rheyza Virgiawan, Lc., M.E.

Ekis Sport Day menjadi ajang olahraga satu – satunya yang diadakan oleh Program Studi di Fakultas Ilmu Agama Islam serta memberikan begitu banyak manfaat dan kesan pada mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam.  Pada event ini bukan hanya mengeratkan silaturahim mahasiswa antar angkatan tetapi juga antara mahasiswa dengan dosen Program Studi Ekonomi Islam. “Harapannya pada Ekis Sport Day selanjutnya bisa lebih ramai lagi partisipasi seluruh mahasiswa Ekonomi Islam dari berbagai angkatan dan cabang olahraganya juga semakin banyak serta beragam” tambah Langbhakti.

Rekap video Ekis Sport Day Vol 2 dapat dilihat melalui instagram Prodi Ekonomi Islam.

“Tips and Trick Mengerjakan UAS ala Mahasiswi Peraih Pin Emas”

 

Hasya Mazaya Lathifah, S.E, seorang mahasiswi Ekonomi Islam peraih pin emas periode wisuda VI Tahun Ajaran 2021/2022 membagikan tips and trick mengerjakan UAS untuk mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam kesempatan interview pada Sabtu, 24 Desember 2022 lalu.

Ujian Akhir Semester atau yang biasa dikenal dengan istilah UAS adalah ujian yang berada pada akhir semester yang menjadi penentu untuk IPK mahasiswa, atau Indeks Prestasi Kumulatif. Hal ini dikarenakan UAS menjadi salah satu persentase terbesar* dalam menentukan nilai akhir IPK. UAS ini terkenal dengan kesulitan atau kerumitan pengerjaannya dibandingkan dengan UTS ataupun ujian lainnya, oleh karena itu perlunya persiapan yang matang untuk menghadapi UAS agar nilai yang diraihpun memuaskan.

Hal – hal yang perlu dipersiapkan mahasiswa Ekonomi Islam sebelum menghadapi UAS menurut Hasya adalah :

  1. Menyiapkan Catatan

Menyiapkan catatan dari hasil pembelajaran satu semester adalah hal wajib yang perlu dilakukan sebelum menghadapi UAS. Dengan cara meringkas, membuat rangkuman, atau membuat folder catatan yang lebih rapi agar lebih mudah untuk dibaca.

  1. Review Materi yang Diberikan Dosen

Review materi dari PPT dosen juga bisa membantu mahasiswa sebelum menghadapi UAS dan bisa juga dihighlight bagian – bagian yang pentingnya aja, supaya tidak terlalu banyak. Selain review materi, perlu juga memahami isi dari keseluruhan materi supaya tidak ada yang tertukar atau salah paham.

  1. Belajar Soal – soal UAS Sebelumnya

Belajar soal – soal UAS sebelumnya juga bisa sangat membantu supaya mengerjakan UAS jadi tidak terlalu sulit. Ini biasanya dilakukan dengan cara meminta soal UAS tahun sebelumnya ke kaka tingkat untuk dipelajari.

  1. Mencari Referensi Tambahan

Mencari referensi tambahan dengan meminjam atau membaca buku perpustakaan UII, membeli buku – buku yang direkomendasikan dosen, dan mengerjakan beberapa contoh soal atau kuis yang pernah diberikan dosen juga bisa sangat membantu untuk mengetahui gambaran soal – soal UAS yang akan keluar.

  1. Persiapkan Dari Jauh – Jauh Hari

Semua persiapan – persiapan di atas, ada baiknya jika dilakukan jauh – jauh hari sebelum UAS. Karena jika menggunakan SKS (Sistem Kebut Semalam) itu justru bisa membuat badan menjadi lebih lelah dan mengantuk keesokan harinya dikarenakan belajar yang baru dimulai sehari sebelumnya.

 

 

Selain hal – hal yang perlu dipersiapkan sebelum UAS. Ada juga tips and trick mengerjakan UAS dari Hasya supaya mahasiswa Ekonomi Islam bisa mendapatkan IPK sempurna. Yuk simak tips and trick mengerjakan UAS ala mahasiswi Ekonomi Islam peraih pin emas di bawah ini:

  1. Jangan lupa berdoa
  2. Baca dan pahami soalnya dengan teliti
  3. Memberikan jawaban yang padat, jelas, dan sesuai dengan soal yang diberikan
  4. Memberikan kesimpulan di akhir jawaban hitungan dengan jelas
  5. Harus percaya diri dengan apa yang sudah dipelajari
  6. Jangan sampai ada soal yang terlewatkan

Senada dengan tips Hasya sebagai mahasiswa, Bapak Fajar Fandi selaku dosen Program Studi Ekonomi Islam juga memberikan tips and trick untuk mahasiswa yang akan menghadapi UAS agar berjalan dengan lancar, seperti:

  1. Cek jadwal ujian, pastikan waktu, dan metode pelaksanaan UAS.
  2. Pahami materi dosen dengan baik dengan belajar sendiri maupun diskusi bersama teman.
  3. Simulasi Q n A dengan teman terkait materi – materi yang sudah diberikan dosen.
  4. Siapkan suplemen, serta istirahat yang cukup selama masa UAS.
  5. Mengerjakan soal dengan tenang, tidak panik, dan selesaikan sesuai petunjuk.

Setelah mendapatkan tips and trick yang harus dilakukan sebelum dan saat UAS, menurut Hasya adapula hal – hal yang jangan dilakukan baik sebelum ataupun saat UAS ini berlangsung, seperti belajar dengan tergesa – gesa karena menggunakan Sistem Kebut Semalam, karena ini bisa membuat mahasiswa justru begadang, sehingga waktu istirahat menjadi lebih sedikit. Dengan belajar yang tergesa – gesa, justru ini bisa membuat mahasiswa mengantuk saat mengerjakan ujian keesokan harinya, dan berakhir dengan tidak bisa maksimal mengerjakan UAS.

Selain itu, yang tidak boleh dilakukan saat melaksanakan UAS adalah mencontek atau bertanya ke orang lain, walaupun mahasiswa memang sudah biasa melihat kondisi yang seperti itu, alangkah baiknya mengerjakan UAS dengan rasa percaya diri dengan apa yang sudah dipelajari. Karena berapapun hasilnya, jika mengerjakan secara mandiri itu bisa membawa kebanggaan tersendiri karena sudah mampu berjuang dengan tidak melakukan hal – hal yang dilarang.

Pada akhir interview, Hasya menyampaikan untuk seluruh mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII untuk tidak pilih – pilih terhadap mata kuliah yang digemari ataupun tidak disukai, seluruh mata kuliah yang diujiankan harus dipersiapkan dengan matang dan diisi dengan sepenuh hati. Karena pada dasarnya IPK adalah indeks prestasi dari hasil kumulatif seluruh mata kuliah yang telah ditempuh. Jadi, ada baiknya untuk tidak menyepelekan mata kuliah atau dosen pengajar yang tidak disukai. Karena pada akhirnya, seluruh nilai mata kuliah ini akan dihitung, jika ada satu saja mata kuliah yang nilainya C maka akan berdampak pada hasil IPK keseluruhan satu semester.

Tidak disarankan untuk lebih memilih remedial karena selain menghabiskan waktu liburan dengan mengerjakan kembali soal – soal ujian, tetapi mahasiswa juga perlu membayar remedial dan itu justru lebih merugikan dibandingkan harus belajar dari jauh – jauh hari untuk persiapan menghadapi UAS. “Jangan sampai menyesal di akhir” tutup Hasya untuk seluruh mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII yang sedang berjuang untuk menghadapi UAS tahun ini.

 

*Sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) antara mahasiswa dan dosen

“Ujian Akhir Semester Sebentar Lagi, Apa Saja yang Perlu Disiapkan?”

 

Fajar Fandi Atmaja, Lc., MSI., dosen Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) membagikan tips and trick yang perlu diketahui mahasiswa Ekonomi Islam sebelum menghadapi UAS dalam kesempatan interview pada Minggu, 25 Desember 2022 lalu.

Ujian Akhir Semester atau yang biasa dikenal dengan istilah UAS adalah ujian yang berada pada akhir semester yang menjadi penentu untuk IPK mahasiswa, atau Indeks Prestasi Kumulatif. Hal ini dikarenakan UAS menjadi salah satu persentase terbesar* dalam menentukan nilai akhir IPK. UAS ini terkenal dengan kesulitan atau kerumitan pengerjaannya dibandingkan dengan UTS ataupun ujian lainnya, oleh karena itu perlunya persiapan yang lebih matang untuk menghadapi UAS agar nilai yang diraih dapat sempurna.

Hal – hal yang perlu dipersiapkan mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam saat menghadapi UAS menurut pak Fajar agar berjalan dengan lancar, yaitu:

  1. Cek jadwal ujian, pastikan waktu, dan metode pelaksanaan UAS.
  2. Pahami materi dosen dengan baik dengan belajar sendiri maupun diskusi bersama teman.
  3. Simulasi Q n A dengan teman terkait materi – materi yang sudah diberikan dosen.
  4. Siapkan suplemen, serta istirahat yang cukup selama masa UAS.
  5. Mengerjakan soal dengan tenang, tidak panik, dan selesaikan sesuai petunjuk.

Senada dengan tips and trick  yang diberikan oleh Hasya Mazaya seorang mahasiswi Ekonomi Islam peraih pin emas periode wisuda VI tahun ajaran 2021/2022 supaya bisa mendapatkan IPK sempurna yaitu dengan cara:

  1. Jangan lupa berdoa
  2. Baca dan pahami soalnya dengan teliti
  3. Memberikan jawaban yang padat, jelas, dan sesuai dengan soal yang diberikan
  4. Memberikan kesimpulan di akhir jawaban hitungan dengan jelas
  5. Harus percaya diri dengan apa yang sudah dipelajari
  6. Jangan sampai ada soal yang terlewatkan

Selain mengetahui tips and trick mengerjakan UAS. Hal yang perlu dilakukan sobat Ekis sebelum menghadapi UAS tidak lain tidak bukan adalah berdoa. Berikut ini adalah doa rekomendasi Bapak Sofwan Hadikusuma, Lc., M.E., yang perlu dibaca sobat Ekis sebelum menghadapi ujian:

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki, menjadi kemudahan.”

Mengerjakan UAS tidak akan bernilai jika tidak dibarengi dengan berusaha, berdoa, dan tawakkal. Berusaha semaksimal mungkin dengan tetap menjaga kesehatan seperti pesan Bapak Fajar bisa menjadi salah satu faktor kelancaran mengahadapi UAS. Karena walaupun sudah belajar mati – matian, sudah menghabiskan waktu dengan membaca, dan sudah sering mengerjakan contoh soal tetapi tidak menjaga kesehatan, justru itu bisa menjadi boomerang untuk sobat Ekis pada saat UAS berlangsung.

Tidak lupa juga pesan Hasya sebagai mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam untuk jangan lupa berdoa. Bapak Sofwan merekomendasikan doa sebelum mengerjakan UAS agar ujian berjalan lancar seperti di atas. Tidak lupa pesan terakhir untuk para mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam yang menjalankan UAS, Bapak Fajar dalam menutup interview pada saat itu dengan “Mengerjakan soal dengan tenang, tidak panik, dan selesaikan sesuai petunjuk” .

*Sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) antara mahasiswa dan dosen