Virtual Student Exchange

BBM 7 : Virtual Student Exchange

Sebagai mahasiswa yang haus akan ilmu dan pengalaman, tentunya ia akan selalu memanfaatkan setiap peluang yang datang. Begitu juga dengan Anggah pada 8-22 November 2020 lalu dia baru saja mengikuti kegiatan Virtual Student Exchange yang di ikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai negara. 

Anggah mengaku ketika tau informasi tentang Virtual Studex itu dia langsung mengajak teman-temannya untuk mengikutinya. “Persiapan untuk mengikuti kegiatan ini cukup menantang, karena kita harus punya referensi bacaan tentang social Innovation, membuat video, CV juga Mottivation Letter untuk proses seleksinya. Lalu ada tahap wawancara. Untungnya Prodi mendukung penuh kegiatan ini Mas, “ ungkap Anggah dalam acara BBM (Bincang Bareng Mahasiswa) bersama M. Rizal Nasrullah pada Sabtu, 11 November 2020 melalui live Instagram ekonomiislam_uii.  

Kegiatan Virtual Students Exchange ini diselenggarakan oleh Multimedia Malaysia University (MMU) dengan melibatkan  400 Mahasiswa dari 18 Universitas dan 8 Negara selama 15 hari. “Kegiatannya variatif sekali Mas. Ada diskusi, kuliah biasa, pertukaran budaya, mengenalkan makanan, budaya antar daerah dan di puncak acara ada Social Innovation Project, “ jelas Mahasiswa Ekonomi Islam Angkatan 2017.

Lebih lanjut Anggah menceritakan pengalamannya bersama teman-teman dari negara lain yang menarik, seperti temannya dari India yang rajin sekali membaca. berdiskusi dengan kritis, meski untuk memahami aksen bahasa Inggris orang india itu cukup susah namun kerennya Anggah sebagai ketua tim berhasil membawa timnya masuk 10 besar dari 75 tim dalam Social Innovation Project. “ Kegiatan ini merupakan adu ide sosial terbaik yg bisa dijalankan. Ide tim kami terkait permasalahan sampah, yaitu dengan membuat bank sampah baik organik maupun anorganik. lalu 50% sampah tersebut akan di kirim ke perusahaan dan 50% nya lagi kita buat kerajinan Mas,” tuturnya. 

Anggah dan 17 teman lainnya dari prodi Ekonomi Islam berhasil mengharumkan nama UII di kancah Internasional. Dia berpesan “Secarik kertas yg didapat setalah kuliah akan hangus dan terbakar tapi karakater yang dibentuk selama kuliah itu yang akan jadi modal menjalani kehidupan setelah kuliah, “ katanya. Dia berharap teman-teman lainnya agar dapat memanfaatkan waktu selama menjadi mahasiswa dengan mengikuti kegiatan yang dapat menambah pengalamannya.

Study Abroad Talk

BBM 6 : Study Abroad Talk

Program Study abroad menjadi jalan bagi mahasiswa yang suka belajar sambil travelling. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Lana Syifa’un Ni’am dalam kegiatan PKL Internasional di salah satu Universitas Swasta yang ada di Filiphina.

Dalam acara Bincang Bareng Mahasiswa (BBM) yang diselenggarakan oleh program studi Ekonomi Islam melalui live Instagram @ekonomiislam_uii pada Sabtu, 24 Oktober 2020 Lana turut menceritakan pengalamannya selama mengikuti PKL di Filiphina.  “Awalnya saya rajin cari Informasi, lalu coba-coba apply dulu. Berdoa minta restu orang tua, percaya diri saja, “ jelas Mahasiswa Ekonomi Islam Angkatan 2017 itu. 

Perjalanan Lana untuk berangkat ke Filiphina cukup Panjang. Setelah melalui rangkaian seleksi berkas mulai dari CV, Mottivation Letter, dan melampirkan KHS semester. Lalu wawancara dari prodi, universitas, dan pihak kampus tujuan yang sudah ditetapkan akhirnya Lana berhasil lolos menjadi salah satu peserta Study Abroad di Filiphina bersama satu temannya dari UAD. Lana juga turut menceritakan kegiatannya selama 30 hari mengikuti kegiatan itu. “Minggu pertama kita melakukan observasi dulu tentang bagaimana cara pembelajaran disana, minggu kedua kita jadi asisten guru, baru pada minggu ketiga dan keempat kita diberi kesempatan untuk mengajar langsung, “ ungkap Kadiv Riset Marcom FIAI UII. 

Lebih lanjut Lana menceritakan kendala yang dialami pada awal setiba di Filiphina “Terkait Bahasa saya minder, karena anaknya jago-jago ngomongnya. Sebenarnya budayanya hampir sama dengan Indonesia karena masih tetangga tapi terkait makanan agak sulit mendapatkan yang halal jadi kita masak sendiri, “ tambahnya. 

Berada di suatu daerah dengan menjadi kaum minoritas tentu menjadi tantangan sendiri bagi Lana. Seperti pengalamannya yang susah mendapatkan fasilitas Masjid untuk solat Jumat. Namun dia juga mendapatkan hikmah dari semua itu, “Disini saya jadi belajar untuk improve skill Bahasa Inggris, menghargai toleransi antar beragama dan alhamdulillah saya ketemu orang baru yang ramah-ramah, “ tuturnya. Pada akhir sesi Lana berpesan agar kita jangan suka menunda untuk memulai mencari pengalaman. Apalagi di masa pandemic ini kita harus tetap terus bereksplorasi.

MAHASISWA MELEK INVESTASI

BBM 5 MAHASISWA MELEK INVESTASI

Di era yang setiap tahunnya akan mengalami inflasi membuat sebagian diantara kita menjatuhkan pilihannya dalam dunia investasi. Terlebih saat ini untuk menggeluti bidang investasi bukanlah sesuatu yang sangat mahal dan memberatkan. Saat ini investasi bisa dilakukan oleh semua kalangan, mau dia pejabat, pengusaha, dosen, karyawan, pendidik, mahasiswa bahkan mang-mang burjo pun bisa melakukan investasi. “Salah satu instrument investasi adalah saham. Kalau mau berinvestasi sekarang itu mudah, pertama kita harus niat dulu, lalu buka rekening saham,  nanti lakukan setoran awal, barulah beli saham.  Silakan pilih mau beli saham apa yang diinginkan, “ kata Adam Aziz Prarosi dalam acara BBM yang diselenggarakan oleh prodi Ekonomi Islam FIAI UII pada 2 Oktober 2020. 

Sebelum memilih instrument yang hendak digunakan kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai profil resiko kita. “Setau saya ada tiga profil resiko yang perlu kita ketahui, pertama konservatif yaitu tipe yang menghindari resiko tinggi biasanya mereka akan bermain obligasi, tipe kedua adalah moderate yaitu tipe yang tengah-tengah biasanya mereka menggunakan instrumen reksadana, dan yang terakhir adalah tipe agresif nah ini biasanya mereka memilih instrument saham, “ jelas Ketua Kelompok Studi Pasar Modal Syariah FIAI UII. 

Setelah kita mengetahui bagaimana profil resiko kita, Langkah selanjutnya adalah mengatur dana untuk berinvestasi. Sekarang untuk dapat membeli saham itu tidak terlalu mahal, karena 100 ribu saja kita sudah bisa beli saham tanpa ada potongan dan dana mengendap.  Pelajari satu perusahaan yang diinginkan, atau ada juga tipe orang yang berfikiran mempunyai banyak saham di berbagai perusahaan sebagai upaya jaga-jaga misal satu perusahaan lagi turun jadi perusahaan lain bisa menutupi kerugiannnya. Adam menyampaikan, “Di masa pandemi sekarang ini memang pergerakan saham cepat sekali. Tapi kalo bahas saham apa yang cocok ya kita coba cari saham yang produknya akan selalu digunakan setiap hari.  Jadi resiko ruginya lebih kecil, “ tambahnya.

Lebih lanjut Adam menceritakan, “mahasiswa Ekonomi Islam bisa mendapatkan materi tentang pasar modal di mata kuliah Pengantar Keuangan Islam, Perencanaan Keuangan Islam, Analisis laporan keuangan atau bisa belajar juga di KSPMS, ” ungkapnya. Selain itu jika mengambil konsentrasi K1 atau Perbankan Islam akan lebih banyak juga belajar tentang pasar modal.

Meski masih mahasiswa bukan berarti tidak mengelola keuangan dengan baik. Beberapa hal kita dapat di bangku perkuliahan, namun masih banyak hal lain yang didapatkan diluar bangku perkuliahan. Adam berpesan untuk belajar mengenai investasi mulai dari sedini mungkin karena investasi akan menjadi tolak ukur di masa mendatang kita mau dikenal seperti apa. Seperti kata Bapak Investor Indonesia Lo Kheng Hong, “Harta karun yang sebenarnya ada dan belum banyak orang melihatnya adalah pasar modal. Siapapun yang lebih dulu maka akan menerima manfaatnya lebih lama,”.

BBM Kuliah Lancar, Bisnis Bersinar

BBM Kuliah Lancar, Bisnis Bersinar

8 agustus 2020

Memiliki bisnis sejak muda bahkan mampu untuk membiayai hidupnya secara mandiri merupakan impian sebagian besar orang. Seperti kisah dari Syarif Ihsanudin yang memulai bisnisnya mulai tahun 2016 semasa SMA.  Syarif mengaku selama SMP dan SMA dia sekolah secara home schooling jadi mempunyai banyak waktu senggang. Akhirnya dia banyak mencari cara agar dapat berbisnis di usia muda. 

Perjalanan panjang pahit manis kehidupan telah Syarif lalui. “Dulu saya sempat kerja jadi supir truk antar kota atau antar provinsi lalu ketemu banyak orang karena sering lewat daerah pantura. Mereka ahli di bidang kerajinan dari kerang, lalu akhirnya saya membuat variasi gantungan kunci dari limbah kerang yang laku terjual sebanyak 100 pcs untuk pertama kalinya” kata mahasiswa Ekonomi Islam Angkatan 2017. 

Berniat untuk hidup mandiri dengan menchallange diri kuliah dengan biaya sendiri, membuat Syarif harus terus mengembangkan usahanya. Melihat prospek kerajinan itu cukup besar peminatnya akhirnya Syarif berencana menawarkan produknya ke pasar luar negeri. “Untuk bisa terjun di pasar luar memang tidak simpel prosesnya, terlebih untuk pemula bisnis seperti saya. Setelah searching-searching  saya dapat informasi pakai jasa buying agent saja, semacam pihak yang membantu proses pembelian barang agar masuk ke konsumen luar negeri. Tapi tidak sembarangan produk, karena mereka juga melakukan riset dengan beli barang yang sesuai dengan kebutuhan buyer LN, “ jelas CEO Sabila Craft.

Sekarang memang sudah banyak tersedia portal untuk menawarkan produk kita ke mancanegara. “Kumpulan buyer bisa kita temui di portal Ali Baba, Amazon dan sebagainya. Namun syarat agar produk kita diterima buying agent membutuhkan legalitas terlebih dahulu. Hal yang dipersiapkan seperti NPWP, NIB, OSS dan syarat khusus di setiap sektornya. Untungnya cukup mudah agar bisa memenuhi syarat tersebut yaitu dengan mendaftar secara online saja, “ ungkap Syarif.

Lebih lanjut Syarif menceritakan tentang strategi yang dia lakukan agar bertahan di masa pandemik sekarang ini. “Untuk meningkatkan penjualan agak susah karena memang masa pandemik seperti ini minat kerajinan turun, hanya saja saya berusaha memaksimalkan di pasar lokal dengan membuat paket hampers lebaran meski sebenarnya tidak banyak kostumernya. Saat pandemik adalah saat untuk intropeksi diri terkait bisnis yang sudah dijalankan selama ini, evaluasi, belajar untuk mendapatkan strategi baru untuk memulihkan usaha setelah pandemik ini selesai, “ tuturnya. 

Syarif juga berpesan untuk teman-teman yang kuliah sambil berbisnis agar perbanyak ilmu bisnis yang ditekuni. Memperdalam bekal agama sebagai dasar attitude. Untuk mendapatkan omset besar seseorang harus berjuang lebih gigih dan sabar lagi. Setelah itu barulah akan menikmati buah usaha selama ini dengan bangga. 

 

Bincang Asik Seputar Ekonomi (BAKSO) EPS 2

 

Tema BAKSO EPS 2 adalah :

Cerdas Finansial di Era New Norm

Narasumber : Soya Sobaya, SEI., MM (Ketua Prodi Ekonomi Islam)

Host : Martini Dwi Pusparini, SHI., MSI  (Dosen Prodi Ekonomi Islam)

Reportase selengkapnya program Bakso Episode 2 di sini

Bincang Asik Seputar Ekonomi (BAKSO) EPS I

Bincang Asik Seputar Ekonomi (BAKSO)

Tema BAKSO kali ini adalah :
Bagaimana Bank Syariah bersiap menghadapi new normal?

Narasumber : Anom Garbo, SEI., MEI (Pengamat Ahli perbankan syariah  yang juga dosen Prodi Ekonomi Islam)

Host : Aqida Shohiha, SEI., ME  (Praktisi perbankan syariah selama 6 tahun)

Reportase selengkapnya program Bakso Episode 1 di sini

Cilok Mang Kriwil : Implementasi Permagangan Prodi Ekonomi Islam

Ditengah ketatnya persaingan dalam mencari lapangan pekerjaan, Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berhasil mencetak generasi wirausahawan muda yang islami melalui program PKL. Adapun Syukron Ma’sum mahasiswa konsentrasi Bisnis Islam (K3) angkatan 2015 PSEI yang telah mengimplementasikan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan dan selama PKL kepada dunia nyata. Mahasiswa asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut merintis usaha “Cilok Mang Kriwil” yang biasa ia jajakan di jalan belakang FMIPA UII. Inspirasi Syukron untuk merintis bisnisnya bermula dari pengalamannya melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Kepurun Pawana Indonesia yang merupakan pabrik penggilingan bakso. Bermodalkan keinginan untuk meringankan beban orang tua dan mengembangkan passion yang ada dalam dirinya, Syukron memulai usahanya seorang diri dengan dibantu pinjaman modal awal dari kakaknya. Karena ia sudah menginjak semester akhir dan sudah tidak ada jadwal perkuliahan, ia dapat leluasa berjualan mulai dari bakda dzuhur hingga menginjak waktu maghrib.

Bumbu dan saus biasa ia racik sendiri di kontrakannya, sedangkan untuk produksi bakso cilok ia masih mengambil daging dikokasi permaganganya. Hal tersebut terkadang menjadi kendala baginya, karena harus menyesuaikan dengan jam kantor yangmana apabila pabrik libur, ia juga tidak dapat berjualan. Syukron berharap kedepanya ia mampu mememiliki mesin cetak sehingga mampu untuk memproduksi bakso sendiri dan membangun usahanya lebih berkembang. Lebih jauh lagi ia berharap kedepanya usaha ciloknya  tidak akan hanya berhenti bermafaat untuk dirinya sendiri, namun juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. “Semoga kedepanya lebih berkembang, bisa punya gerobak lebih banyak agar bisa jadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat” paparnya. Usaha Syukron dalam mengimplementasikan ilmu yang ia dapatkan dari tempat permaganganya diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi mahasiswa Prodi Ekonomi Islam lainya untuk berani memulai bisnis seperti Syukron.

Prodi Ekonomi Islam Adakan Job Hunting Preparation

Dalam rangka mempersiapkan lulusan Program Studi Ekonomi Islam untuk siap bersaing di dunia kerja, Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) adakan pelatihan job hunting preparation pada hari Sabtu, 13 April 2019 di ruang audiovisual Lt. 2 perpustakaan pusat UII. Kegiatan tersebut menghadirkan Tirtana Brachnata, SE, MM sebagai trainer dan co-trainernya Sabiqul Khair,S.HI.,M.Si dari IndoAsia Learning & Developing Center.

Dalam sambutanya, kepala Program Studi Ekonomi Islam Soya Sobaya SEI MM menghimbau mahasiswa untuk dapat benar-benar memanfaatkan momen tersebut dengan menggali ilmu sebanyak mungkin sebagai persiapan dalam menghadapi persaingan di dunia kerja. Soya berharap kegiatan tersebut dapat menjadi sarana belajar bagi Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam untuk mampu membranding diri melalui komunikasi awal dengan interviewer atau pencari karyawan.

Peserta didominasi oleh mahasiswa PSEI angkatan 2015 yang sudah menginjak masa pengerjaan tugas akhir dan sangat antusias untuk mempersiapkan karir di masa depan dengan mengikuti pelatihan ini. Materi disampaikan secara apik dan menarik sehingga peserta nampak antusias dan menyimak tiap sesi dengan seksama. Tidak hanya motivasi, peserta mendapatkan pelatihan menghadapi job interview yang baik, mendapatkan gambaran umum mengenai dunia kerja, sikap yang tepat sebagai job hunter, pembuatan CV dan aplication letter hingga simulasi pengerjaan test potensi akademik.

Latifvah Permata Zandri salah satu peserta job hunting preparation mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut. “Kegiatan ini memberikan pengetahuan dan pengalaman baru untuk saya secara rinci mulai dari proses persiapan recruitment, tahap seleksi interview, wawancara juga dilatih bagaimana bersikap sebagai job seeker yang baik.” Paparnya. Latifvah juga berharap agar kegiatan tersebut dapat selalu berjalan rutin setiap tahun untuk membekali mahasiswa Prodi EKonomi Islam untuk siap menghadapi persaingan di lingkungan kerja.

Forum Kajian Ekonomi Islam Adakan Mini Workshop Penelitian

Departemen Kelompok Studi dan Pengembangan Ekonomi Islam (KSPEI) Forum Kajian Ekonomi Islam (FKEI) Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) awali kegiatan FKEI’s Young Researcher (FKEI is YOURS) dengan mengadakan Mini Workshop Penelitian Ekonomi Islam. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 6 April 2019 di Auditorium Fakultas Teknologi Industri UII Yogyakarta dengan tema “Mengembangkan Ghirah Mahasiswa Ekonomi Islam dalam Penelitian” dan diisi oleh Muhammad Ridwan, S.E.I., S.Pd., M.E selaku peneliti serta staff Bedikari dan Nadia Nuril Firdaus, S.E.I. selaku alumni Prodi Ekonomi Islam angkatan 2014 dan inspirator mahasiswa peneliti.

Dalam materinya Muhammad Ridwan, S.E.I., S.Pd., M.E menyampaikan pentingnya menjadi peneliti karena melalui penelitian, peneliti akan mendapatkan banyak manfaat diantaranya adalah mendapatkan pengalaman dan relasi yang luas baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Melalui interaksi dengan banyak sumber dari berbagai latar belakang yang berbeda, peneliti mampu  memperbanyak pengetahuan dari berbagai sudut pandang. Ekonomi Islam sendiri merupakan salah satu bidang yang teramat penting untuk diteiti. Sebagai ilmu yang perlu terus ada pembaharuan dan memiliki banyak topik yang menarik untuk diteliti, ekonomi islam perlu terus diperbaharui melalui penelitian sebagai salah satu sarana dakwah ekonomi islam kepada masyarakat. Sesi kedua diisi oleh Nadia Nuril Firdaus, S.E.I. yang kebetulan juga menyampaikan pentingnya meneliti melalui sharing pengalamanya dalam penelitian yang disampaikan dengan menarik dan mengugah motivasi audience untuk meneliti terutama bagi peneliti pemula. Menurut Nadia, penelitian menjadi hal yang penting karena ilmu dan inovasi haruslah diikat dalam bentuk  tulisan tidak hanya sekedar diangan-angan, penelitian juga merupakan sebuah proses dalam mencari kebenaran dan penelitian harus terus dilakukan karena topik dalam penelitian terutama dibidang ekonomi islam selalu menarik untuk dikaji dan tidak akan pernah ada habisnya. Selanjutnya, Nadia memberikan tips & tricknya yaitu nekat, choose your own path dan expand your competition space. Sebagai penutup sesi kedua, Nadia membeberkan manfaat dari menulis penelitian diantaranya yaitu menjadi amal jariyah ; dari sebuah ide, pahala akan terus mengalir ketika dapat memberi manfaat untuk umat, Jejak digital ; memunculkan historical yang baik mengenai diri kita di jejaring internet dan membangun record yang baik melalui pengalaman menulis. “Pengalaman menulis akan sangat membantu dalam proses mendaftar beasiswa maupun interview kerja lho!” ujar Nadia.

Kegiatan FKEI is YOURS merupakan salah satu upaya Departemen Kelompok Studi dan Pengembangan Ekonomi Islam (KSPEI) FKEI UII untuk memfasilitasi mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam yang memiliki minat di bidang penelitian. Kedepanya, diharapkan program ini mampu melahirkan mahasiswa-mahasiswa peneliti khususnya dibidang ekonomi islam untuk dapat terus mengembangkan keilmuan ekonomi islam dan menjadi sarana dakwah kepada masyarakat.

Stocklab Competition Awali Rangkaian Kegiatan Pekan Ekonomi Islam

Program Studi (Prodi) Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), Universitas Islam Indonesia (UII) adakan kegiatan Pekan Ekonomi Islam bertemakan “ Penguatan Ekonomi Islam Dalam Industri 4.0”. rangkaian agenda kegiatan diawalli dengan diselenggarakanya National Stocklab Competition yang diikuti 37 peserta delegasi dari berbagai universitas diantaranya UNY, UNS, UTY, STIE YKPN dan lain sebagainya. Ajang tersebut dilaksanakan pada hari Senin, 11 Maret 2019 di Auditorium Fakultas Teknologi Industri, Gedung K.H Mas Mansur lantai 3.

Pembukaan dihadiri oleh wakil dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag., Kepala pengelola Galeri Investasi Syariah (GIS) FIAI UII Adi Wicaksono S.E., M.E.I., dan Arvinda Riasti selaku perwakilan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) cabang Yogyakarta. Dalam sambutanya, Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag., selaku Wakil Dekan FIAI menyampaikan dukunganya untuk semakin mengembangkan Galeri Investasi Syariah untuk mendukung perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia.

Dibantu oleh anggota Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPMS) Prodi Ekonomi Islam FIAI UII, panitia membagi perlombaan menjadi 2 sesi babak penyisihan. Masing-masing kelompok peserta menempati meja perlombaan yang sudah disediakan dan dipandu oleh juri dan asisten juri. Perwakilan dari Universitas Islam Indonesia sekaligus sebagai tuan rumah Muhammad Fariza Ilman R berhasil meraih juara 1. Pemenang mendapatkan sertifikat, thropy serta uang tunai sebesar dua juta rupiah untuk juara satu, satu juta lima ratus ribu rupiah untuk juara dua atas nama Muhamad Marzuki dari Univeritas Sebelas Maret (UNS) dan satu juta rupiah untuk juara ketiga atas nama Fadilah Fajar Bagaskara dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Stocklab sendiri merupakan sebuah permainan kartu yang dimainkan oleh dua hingga lima orang pemain berupa simulasi cara kerja pasar modal. Dalam permainan ini pemain dituntut untuk cermat dan bertindak cepat dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Permainan tersebut merupakan salah satu upaya Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan Bursa Efek Indobesia (BEI) untuk memperkenalkan atau mengedukasi masyarakat khususnya masyarakat umum mengenai Pasar Modal di Indonesia.