“Mengenal Instrumen Investasi di Pasar Modal Syariah bersama BEI Yogyakarta dan Phintraco Sekuritas”

Kajian Perdana Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPMS) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan tema “Mengenal Instrumen Investasi di Pasar Modal Syariah” bersama pemateri Bapak Irfan Noor Riza dari BEI Yogyakarta dan Ibu Kusuma Kampita Sari dari Phintraco Sekuritas pada Jum’at, 30 Desember 2022 yang bertempat di Galeri Investasi Syariah, Gedung K.H.A. Wahid Hasyim lantai 1. Acara ini bukan hanya diisi dengan materi tentang investasi di pasar modal syariah saja, tetapi juga berisi pengenalan fitur – fitur yang ada pada aplikasi Profits dan juga diskusi terkait investasi saham yang terjadi baru – baru ini.

Bapak Irfan Noor Riza mengatakan “Membeli saham di Indonesia tentu potensinya sangat besar, ini dikarenakan masyarakat Indonesia sangat komsumtif. Oleh karena itulah, mengapa investor – investor asing berlomba – lomba untuk membeli saham perusahaan yang ada di Indonesia karena potensi keuntungannya sangat besar.” Tentu, Bapak Irfan mengatakan seperti itu bukan tanpa sebab, tapi dengan data yang  membuktikan bahwa indeks saham syariah Indonesia sejak 2016 hingga 2020 itu naik mencapai angka 65% dari total jumlah keseluruhan pertumbuhannya.

Menurut Bapak Irfan, seleksi saham syariah terdiri atas tiga kriteria utama, yaitu jenis usaha, struktur pendanaan, dan sumber pendapatannya. Jenis usaha merujuk kepada halal atau haramnya produk atau barang/jasa yang dihasilkan perusahaan, sedangkan struktur pendanaan merujuk pada beberapa besar komposisi riba dalam keuangan perusahaan. Dan sumber pendapatan merujuk kepada rasio pendapatan non halal terhadap total pendapatan perusahaan.

Beliau menambahkan, proses seleksi ini hanya dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berisi 3 tahapan, yaitu:

  1. Perusahaan tidak melakukan kegiatan usaha yang dilarang secara syariah dan tercatat di BEI
  2. Rasio utang berbasis bunga dibandingkan dengan total set ≤ 45%
  3. Rasio pendapatan non halal terhadap total pendapatan ≤ 10%

 

Berlanjut ke pemateri kedua yakni Ibu Kusuma Kampita Sari dari Phintraco Sekuritas yang menerangkan tentang cara investasi, trading, hingga analisa saham. Analisa dalam dunia saham terbagi menjadi dua, analisa fundamental dan analisa teknikal. Berikut adalah perbedaan antara keduanya menurut Ibu Kusuma :

 

  Analisa Fundamental Analisa Teknikal
Yang Dianalisis Laporan Keuangan Grafik Harga Saham
Jangka Waktu Jangka Panjang Jangka Pendek
Profit Dividend Capital Gain
Keadaan Pasar Pasar Efisien Pasar Tidak Efisien

 

Ibu Kusuma memberikan tips menjadi super trader yang baik dan benar, yaitu butuh modal 3M :

  1. Mindset
  • Trading saham = bisnis
  • Berani salah dan siap dengan resiko
  1. Money Management
  • Maksimal resiko yang bisa ditanggung
  • Mengatur berapa jumlah saham yang boleh dimiliki
  1. Method
  • Fundamental
  • Teknikal

Dalam akhir acara ini, Bapak Irfan menutup dengan “Belanda tidak punya gunung, Swiss tidak punya pantai dan lautan, Jepang miskin akan sumber daya alam, Singapura tidak punya sawah, dan Arab Saudi tidak punya hutan, sedangkan Indonesia punya segalanya. Indonesia ini makmur, tinggal bagaimana cara kita menjadikan Indonesia ini berjaya seperti negara – negara tersebut.”