BBM Kuliah Lancar, Bisnis Bersinar
BBM Kuliah Lancar, Bisnis Bersinar
8 agustus 2020
Memiliki bisnis sejak muda bahkan mampu untuk membiayai hidupnya secara mandiri merupakan impian sebagian besar orang. Seperti kisah dari Syarif Ihsanudin yang memulai bisnisnya mulai tahun 2016 semasa SMA. Syarif mengaku selama SMP dan SMA dia sekolah secara home schooling jadi mempunyai banyak waktu senggang. Akhirnya dia banyak mencari cara agar dapat berbisnis di usia muda.
Perjalanan panjang pahit manis kehidupan telah Syarif lalui. “Dulu saya sempat kerja jadi supir truk antar kota atau antar provinsi lalu ketemu banyak orang karena sering lewat daerah pantura. Mereka ahli di bidang kerajinan dari kerang, lalu akhirnya saya membuat variasi gantungan kunci dari limbah kerang yang laku terjual sebanyak 100 pcs untuk pertama kalinya” kata mahasiswa Ekonomi Islam Angkatan 2017.
Berniat untuk hidup mandiri dengan menchallange diri kuliah dengan biaya sendiri, membuat Syarif harus terus mengembangkan usahanya. Melihat prospek kerajinan itu cukup besar peminatnya akhirnya Syarif berencana menawarkan produknya ke pasar luar negeri. “Untuk bisa terjun di pasar luar memang tidak simpel prosesnya, terlebih untuk pemula bisnis seperti saya. Setelah searching-searching saya dapat informasi pakai jasa buying agent saja, semacam pihak yang membantu proses pembelian barang agar masuk ke konsumen luar negeri. Tapi tidak sembarangan produk, karena mereka juga melakukan riset dengan beli barang yang sesuai dengan kebutuhan buyer LN, “ jelas CEO Sabila Craft.
Sekarang memang sudah banyak tersedia portal untuk menawarkan produk kita ke mancanegara. “Kumpulan buyer bisa kita temui di portal Ali Baba, Amazon dan sebagainya. Namun syarat agar produk kita diterima buying agent membutuhkan legalitas terlebih dahulu. Hal yang dipersiapkan seperti NPWP, NIB, OSS dan syarat khusus di setiap sektornya. Untungnya cukup mudah agar bisa memenuhi syarat tersebut yaitu dengan mendaftar secara online saja, “ ungkap Syarif.
Lebih lanjut Syarif menceritakan tentang strategi yang dia lakukan agar bertahan di masa pandemik sekarang ini. “Untuk meningkatkan penjualan agak susah karena memang masa pandemik seperti ini minat kerajinan turun, hanya saja saya berusaha memaksimalkan di pasar lokal dengan membuat paket hampers lebaran meski sebenarnya tidak banyak kostumernya. Saat pandemik adalah saat untuk intropeksi diri terkait bisnis yang sudah dijalankan selama ini, evaluasi, belajar untuk mendapatkan strategi baru untuk memulihkan usaha setelah pandemik ini selesai, “ tuturnya.
Syarif juga berpesan untuk teman-teman yang kuliah sambil berbisnis agar perbanyak ilmu bisnis yang ditekuni. Memperdalam bekal agama sebagai dasar attitude. Untuk mendapatkan omset besar seseorang harus berjuang lebih gigih dan sabar lagi. Setelah itu barulah akan menikmati buah usaha selama ini dengan bangga.