Launching Pusat Kajian dan Konsultasi Ekonomi Islam
Program Studi Ekonomi Islam pada Kamis 17 Desember 2015 secara resmi melaunching Pusat Kajian dan Konsultasi Ekonomi Islam (PK2EI). Acara launching pusat studi ini dilakukan dengan pemotongan pita dan dilanjutkan commencement speech oleh Wakil Rektor I Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Ing. Ilya Fajar Maharika. Peresmian Pusat Kajian dan Konsultasi Ekonomi Islam berlangsung di Gedung K.H. A. Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang. Kegiatan ini diikuti pimpinan Fakultas Ilmu Agama Islam, program studi dan pusat studi di lingkungan UII.
Acara dipandu oleh dosen Program Studi Ekonomi Islam, Junaidi Safitri, S.E.I, M.E.I. dengan pembukaan berupa pembacaan ayat suci Alquran oleh Muhammad Ali Ridho. Sambutan kemudian disampaikan oleh Sekretaris Program Studi Ekonomi Islam, Soya Sobaya, S.E.I., M.M. yang menekankan kebutuhan akan pusat studi. Pusat studi nantinya diharapkannya akan menjadi lokomotif yang mengangkat program studi pada berbagai kegiatan yang berkontribusi pada masyarakat luas.
Pelaksana tugas Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam, Prof. Dr. Amir Muallim, M.I.S., selanjutnya memberikan sambutan mewakili pimpinan fakultas. Pelaksana tugas Dekan mengapresiasi perkembangan yang dinamis dalam Program Studi Ekonomi Islam mulai dari peningkatan jumlah mahasiswa hingga banyaknya aktivitas akademik. Kesemuanya menurutnya ikut memberikan kontribusi bagi perkembangan fakultas ke arah yang lebih baik. Khusus mengenai pusat studi yang diresmikan, ia mengingatkan pentingnya peningkatan peran untuk meningkatkan kualitas publikasi dan pengabdian masyarakat.
Seusasi sambutan pelaksana tugas Dekan, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan pita secara simbolis yang menandakan aktifnya Pusat Kajian dan Konsultasi Ekonomi Islam sebagai pusat studi di bawah Program Studi Ekonomi Islam. Dengan mengucap basmalah dan didampingi pelaksana tugas Dekan, Wakil Rektor I melakukan pemotongan pita. Wakil Rektor I selanjutnya memberikan commencement speech yang menjabarkan arah penataulangan institusi di UII termasuk arahan pengembangan pusat studi.
Kurikulum pendidikan UII saat ini diarahkan untuk membangun mahasiswa sebagai insan yang Ulil Albab. Karenanya menurut Wakil Rektor I mata kuliah umum di universitas akan ditata ulang dengan mengedepankan tujuan menciptakan insan ulil albab yang merupakan pengejawantahan visi dan misi UII. Bung Hatta sebagai salah satu pendidi bangsa dan UII menurut Wakil Rektor I telah menyimpulkan visi dan misi UII dalam kalimat yang sederhana namun dalam maknanya, yaitu sebagai tempat bertemunya religion atau agama Islam dengan knowledge atau ilmu pengetahuan dalam suatu hubungan harmonis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Terkait dengan peran pusat studi, Wakil Rektor I menekankan peran pokok sebagai knowledge enterprise. Kebanyakan perguruan tinggi saat ini belum mampu mengelola informasi dengan baik dan bahkan tidak menganggapnya sebagai aset. Padahal dunia saat ini memasuki masa dimana data sebagai bagian dari informasi menjadi sumber daya utama. Oleh karenanya, pusat studi layak dimunculkan sebagai bagian dari upaya mengelola informasi dari dunia akademik dan menjadikannya knowledge enterprise bagi masyarakat luas.
Lebih jauh Wakil Rektor I menjelaskan bahwa pusat studi seharusnya memiliki visi yang kohesif dan sejalan dengan program studi. Hal ini diperlukan agar pusat studi nantinya mampu menjadi satu penciri program studi. Saat ini ruang gerak program studi dinilainya sangat terbatas untuk menerapkan inovasi mengingat keterkaitan kurikulum dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Di sinilah terbuka ruang bagi pusat studi untuk memberikan kontribusi sebagai bagian internal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Peran pusat studi sebagai knowledge enterprise menurut Wakil Rektor I juga sesuai dengan pengalaman umat Islam di masa kejayaan saat dibangun Baitul Hikmah di Baghdad. Sesuai dengan namanya, Baitul Hikmah merupakan rumah bagi ilmu pengetahuan yang berbeda dengan konsep universitas. Universitas diambil dari bahasa latin “universitas magistrorum et scholarium” atau komunitas pengajar dan cendikiawan. Penekanan pada ilmu pengetahuan versi Baitul Hikmah inilah yang menurutnya layak menjadi kerangka pengembangan program studi.
Pusat studi yang baik menurutnya harus mampu menjembatani upaya mengintegrasikan ilmu pengetahuan (integration of knowledge) dan aplikasinya yang lintas bidang (transdiciplinary application). Berdasarkan kerangka pemikiran semacam ini, pusat studi akan menjadi jembatan antara penguasaan ilmu pengetahuan dunia kampus dengan aplikasi praktisnya di masyarakat. Wakil Rektor I juga menegaskan bahwa kombinasi antara pelibatan mahasiswa sarjana dan pascasarjana akan menjadi kelebihan pusat studi di masa mendatang.
Drs. M. Fajar Hidayanto, MM yang menjadi Ketua Pusat Kajian dan Konsultasi Ekonomi Islam menjelaskan bahwa sebelum dilaunching, lembaga yang dipimpinnya telah melakukan sejumlah kegiatan pengabdian masyarakat untuk mendiseminasikan hasil kajian ekonomi Islam. Masyarakat yang disasar selama ini tidak semata desa binaan tetapi juga meliputi beberapa pesantren di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Ketua Pusat Kajian dan Konsultasi Ekonomi Islam (PK2EI) menargetkan lembaga yang dipimpinnya menjadi rujukan dalam penelitian dan pengabdian masyarakat pada bidang ekonomi Islam yang saat ini tengah menemukan momentumnya. Selain itu, PK2EI juga akan menjadi mercusuar bagi kontribusi akademik dan praktis program studi untuk mengatasi berbagai masalah sosial ekonomi masyarakat dengan pendekatan ekonomi Islam.